“Kok bisa sih masuk AirNav? Gimana caranya?”
“Assalamualaikum, mbak. Kapan ya ada rekrutmen AirNav lagi? Saya mau banget masuk AirNav. Tes-nya apa aja?”
Pertanyaan-pertanyaan di atas ini kerap kali dilontarkan teman-teman saya, maupun para warganet di akun media sosial saya. Intinya, mereka sama-sama ingin tahu bagaimana saya bisa masuk dan menjadi karyawan di AirNav Indonesia.
Sebelumnya, apakah kalian tahu AirNav itu apa?
“Kamu jadi apa di AirNav? Pramugari?”
“AirNav itu maskapai mana ya, Shab?”
“AirNav apaan sih? Baru denger.”
Bukan salah bunda mengandung Anda yang belum mengenal AirNav 😀 Usia AirNav memang masih terbilang muda jika disandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain. Namun, fungsi AirNav mungkin pernah teman-teman rasakan. Menjaga keselamatan penerbangan adalah tugas pokok AirNav. Sebagai salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konektivitas, AirNav menjadi satu-satunya penyedia pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia. Sebelum AirNav berdiri, tugas dan kewajiban tersebut berada di bawah PT Angkasa Pura 1 dan 2. “Aktor” utama AirNav ialah Air Traffic Controller (ATC). Kalau teman-teman pernah ke Bandara, lalu melihat tower sekitar Bandara, nah dari situlah teman-teman ATC bekerja. Untuk mengenal AirNav lebih lanjut, sila kunjungi laman www.airnavindonesia.co.id
Kembali ke topik utama, bagaimana cara bekerja di AirNav? Di sini saya akan membagikan pengalaman saya, jadi mohon maaf jika pengalaman saya berbeda dengan cerita karyawan AirNav lainnya.
Saya lulus dari Ilmu Komunikasi Unpad pada 10 Desember 2014. Dua minggu setelah lulus, di Line Group angkatan ada pengumuman rekrutmen AirNav Indonesia. Sebagai fresher yang memiliki semangat job seeking tinggi, tanpa mengenal perusahaannya pun, saya rasanya mau daftar. Perlu ditekankan, saya masuk ke AirNav Indonesia melalui rekrutmen umum, di mana pengumuman dan rekrutmennya besar-besaran untuk seluruh Indonesia. Dan rekrutmen umum ini yang pertama kalinya diadakan AirNav Indonesia.
Berbekal ijazah, saya masuk ke website rekrutmen AirNav Indonesia. Pendaftarannya dilakukan secara daring. Melihat persyaratannya, akhirnya saya tidak langsung daftar karena harus membuat SKCK dan SKBN. Berikut beberapa persyaratan rekrutmen AirNav angkatan saya:
Persyaratannya cukup standar seperti rekrutmen BUMN lainnya. Setelah membuat SKCK dan SKBN, saya isi formulir daring tersebut, saya unggah berkas-berkas yang dibutuhkan. Kalau tidak salah, kami juga perlu mengunggah ijazah dan pas foto. Kemudian setelah di-submit, hal selanjutnya ialah MENUNGGU 🙂
Selain daftar AirNav, saya daftar ke beberapa perusahaan lainnya. Saking banyaknya, saya pun lupa pernah daftar kemana saja. Hingga tiba-tiba di suatu siang bolong (sebulan setelah pendaftaran), di tengah perjalanan Jatinangor-Tasikmalaya dengan Primajasa, saya menerima sebuah surel dari AirNav yang menyatakan bahwa saya berhak mengikuti tes kemampuan bidang studi secara daring. Jadi, tes ini bisa dilakukan di mana saja ya, asal ada komputer dengan fasilitas koneksi internet yang stabil. Waktu itu saya memilih rumah saya karena wifi-nya kencang, suasananya tidak bising (dibanding mengerjakan di tempat umum), dan nyaman.
Soal untuk tes kemampuan bidang studi ini disesuaikan dengan latar belakang pendidikanmu. Karena saya lulusan komunikasi, jadi pertanyaannya mengenai ilmu komunikasi dasar. Kebetulan baru lulus, jadi masih anget-anget tai ayam (ini bener gak sih perumpamaannya?). Selain itu ada soal pengetahuan umum, Bahasa Inggris, dan soal psikotest sedikit. Semua soal berupa pilihan ganda dan diberi waktu tiga (3) jam untuk pengerjaannya.
Soalnya susah atau mudah? LEMES shaaay begitu dimulai waktunya, entah mengapa tangan ini tremor. Deg-degan juga mungkin ya karena kebetulan tes AirNav ini tes kerja pertamaku. Kalau ditanya susah atau mudah, everything in between lah ya. Saya kerjakan 70% semua soalnya (terlepas itu benar atau salah). Kuncinya adalah latihan terus mengerjakan soal-soal seperti itu, selalu update pengetahuan umum, dan relax. Sekedar tips, setelah selesai mengerjakan, lebih baik lupakan tes ini. Kalau diingat-ingat bikin pening pala incess.
Kurang lebih dua minggu, saya mendapat surel yang membawa kabar bahagia. YES! Saya lulus tes kemampuan bidang studi! Jujur, mulai dari sini saya seriusin si AirNav ini. Mulai dari sini pula saya mencari tahu apa itu AirNav karena memang sebelumnya saya tidak tahu apa-apa mengenai AirNav 😦 Dengan tekad yang bulat sebulat tahu bulat, bagaimana caranya SAYA-HARUS-MASUK-AIRNAV!
Tes selanjutnya adalah psikotest dan focus group discussion (FGD) yang dilakukan di BPPSDM Kementerian Kesehatan, Kebayoran-Jaksel. Mengantongi restu orang tua, ditemani sang Ibu, berangkatlah saya dan Ibu ke Jakarta. Nah, tes ini dibagi menjadi dua hari. Hari pertama adalah psikotest. Saya datang agak terlambat saat itu, sehingga saya duduk di kursi belakang. Selain psikotest seperti biasa, kami juga mendapat tes Koran atau tes kreplin. Kebetulan saya lupa diberi waktu berapa jam (maaf ya..) Tips and tricks psikotest mah bisa lah ya dicari di mbah google atau bahkan kalian lebih jago daripada saya.
Hari kedua, FGD! Pikiran saya kalau mengenai FGD itu adalah bagaimana nanti kita memberi pendapat dalam sebuah kelompok mengenai suatu hal, di mana hal itu merupakan sebuah solusi dari permasalahan yang dilempar di kelompok tersebut. I got that point! Tapi, FGD waktu tes AirNav ini sangat berbeda dari FGD biasa. Pada waktu bersamaan, saya juga sedang tes Management Trainee Danamon dan Astra International and totally different! Jujur, sampai saat ini saya bingung kalau disuruh menjelaskan bagaimana FGD AirNav. Waktu itu kami diberi selembar kertas yang berisi soal yang harus dicari jawabannya. Nah, jawabannya ini bisa kita minta atau bertukar jawaban dengan kelompok lain. Ini yang menurut saya lucu dan beda dari FGD biasa. Selain soal yang mesti diselesaikan secara berkelompok, ada soal untuk individu juga. Kurang lebih soal ini lebih ingin tahu sejauh mana kita mengenal AirNav.
Dua hari yang “panas” ini selesai. Saya dan Ibu kembali ke Tasikmalaya sembari berharap lebih untuk dapat melanjutkan ke sesi tes selanjutnya. Dua minggu kemudian saya menerima surel dari AirNav lagi yang menyatakan bahwa saya……………
Ya lolos seleksi lah -__________- makanya sekarang bisa kerja di AirNav. Oke, mengenai tahap-tahap selanjutnya akan saya ceritakan di postingan saya selanjutnya. Jika teman-teman AirNav ada yang ingin berbagi atau sekedar menambahkan cerita ini, saya persilakan untuk memberi masukannya di kolom komentar. Sekiranya ada hal-hal yang ingin ditanyakan oleh teman-teman, bisa ditanyakan melalui komentar. Insya Allah akan saya balas 🙂